Millenial DAHANA PT DAHANA (Persero) yang tergabung dalam Komunitas Alena, Yes! menyerahkan bantuan untuk korban bencana alam di Banten melalui posko Relawan Jabar Bergerak, Kamis, 16 Januari 2020 di Cipanas, Lebak, Banten. Bantuan diberikan oleh perwakilan Millenial DAHANA Ericka Noviananda kepada Nizar Bontot sebagai ketua tim relawan Jabar Bergerak.

Bencana alam berupa longsor dan banjir bandang menimpa masyarakat yang berada di kawasan Lebak dan Bogor. Rumah, jalan, dan penghidupan masyarakat hancur tersapu derasnya air. Banjir bandang pun melenyapkan dua RT di Desa Banjarsari tanpa menyisakan apapun. Sebanyak 17.200 atau 4.368 Kepala Keluarga terpaksa tinggal di pengungsian.

Posko Relawan Jabar Bergerak merupakan inisiatif dari mahasiswa-mahasiswi Jawa Barat. Letak posko sangat strategis karena berada di antara dua lokasi banjir bandang sehingga menjadi pertimbangan Ericka dan kawan-kawan memutuskan penyaluran bantuan Millenial DAHANA kepada Posko Jabar Bergerak.

“Lokasi posko ini sangat strategis, karena bisa memberi bantuan ke dua lokasi bencana,” ujar Ericka.

Millenial DAHANA sudah bergerak menggalang dana dari karyawan perusahaan plat merah yang bergerak di industri bahan peledak itu sejak tanggal 3 Januari 2020 di Kampus DAHANA dan juga Kantor Jakarta. Kemudian, dana yang terkumpul dibelikan sesuai dengan kebutuhan para pengungsi korban banjir bandang sebagaimana rekomendasi posko relawan Jabar Bergerak.

“Bantuan diberikan sesuai dengan rekomendasi tim posko. yakni kasur lipat, minyak goreng, kecap, gula, garam, sarung, sendal jepit, biskuit bayi, biskuit dewasa, dan pakaian dalam,” ungkap Ericka.

Ericka juga menyampaikan, hingga saat ini akses jalan untuk distribusi bantuan masih sulit dilewati, jalan menuju posko pengungsian dipenuhi lumpur hingga sebetis orang dewasa. Ketika sampai di posko relawan Jabar Bergerak, ia dan tim langsung membuat list kebutuhan berdasarkan informasi dari posko pengungsian untuk menjamin distribusi yang merata kepada korban.

Hingga saat ini, warga yang terlalu lama berada di pengungsian masih membutuhkan banyak bantuan dari masyarakat terutama makanan. Sekitar 1.000 rumah warga mengalami rusak berat bahkan rata dengan tanah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten sendiri telah membuka delapan posko pengungsian yang tersebar di berbagai wilayah bencana.