PT DAHANA menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar Sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam rangka membantu pemerintah mengatasi masalah narkoba di Indonesia. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh seluruh karyawan secara hibrid melalui zoom meeting serta di Classroom DAHANA, Subang, Jawa Barat, pada Selasa, 5 November 2024.
Direktur Teknologi & Pengembangan PT DAHANA Suhendra Yusuf RPN menyampaikan bahwa permasalahan narkoba merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat. Penyalahgunaan narkoba tidak hanya berdampak pada kesehatan individu dan perusahaan, tetapi juga mempengaruhi keluarga, lingkungan, dan masyarakat secara luas.
“Penyelenggaraan sosialisasi ini sejalan dengan bentuk Implementasi Sistem K3LH yang ada di PT DAHANA, untuk mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba. Melalui sosialisasi ini, seluruh karyawan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya narkoba, serta mendorong tindakan konkret dalam pencegahannya. Kita semua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan narkoba,” pesan DirTekBang kepada seluruh peserta.
Suhendra berharap, melalui sosialisasi P4GN, insan DAHANA dapat menerapkan pengetahuan tentang bahaya narkoba dalam kehidupan sehari-sehari dan menyebarkannya kepada orang-orang sekitar, serta dapat saling mendukung, bekerja sama, dan berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik, bebas dari narkoba. Zero Tolerance untuk narkoba.
Sementara itu, Plt. Kepala BNN Bandung Barat & Katim Cegah BNN Jawa Barat Yohanes Eko Ariyanto memaparkan materinya tentang kondisi narkoba di Indonesia, peta sebarannya, jenis-jenis narkoba yang beredar di Indonesia, serta bahaya narkoba bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Pada pasar narkoba dunia, Indonesia merupakan wilayah strategis penjualan narkoba, karena jumlah penduduk yang besar, garis pantai yang sangat panjang dengan banyaknya pelabuhan tidak resmi, hingga harga jualnya yang tinggi dibanding dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.
“Angka prevalensi penyalahguna narkoba tahun 2023 mengalami penurunan dibanding tahun 2021, namun angka penyalahguna masih relatif tinggi mencapai 3,33 juta jiwa, dengan mayoritas pengguna berada pada usia produktif,” terang Yohanes Eko.
Lebih lanjut, ia juga menerangkan tentang bahaya narkoba yang memiliki dampak bagi individu baik dari segi mental, fisik, dan lingkungan, serta memiliki dampak panjang secara luas seperti turunnya produktivitas masyarakat, turunnya daya beli, hingga ancaman hilangnya generasi emas Indonesia. Yohanes Eko berpesan, agar insan DAHANA dapat mengambil bagian untuk berkolaborasi meningkatkan kesadaran orang-orang di sekitar akan bahaya narkoba.