Kementerian BUMN RI kembali menggelar sosialisasi Holding BUMN, kali ini puluhan peserta terdiri dari komisaris dan direksi BUMN yang tergabung dalam klaster National Defence and Hightechnology Industries (NDHI) mendengarkan paparan pemangku kebijakan di Lt 21, Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, 2 September 2019.
Sambutan diberikan oleh Deputi PISM Kementerian BUMN RI F. Harry Sampurno, yang bercerita tentang sejarah BUMN Industri Strategis dari masa kemasa, serta benchmarking dengan holding-holding luar negeri.
Holding NDHI sendiri sebenarnya bukan barang baru bagi perusahaan yang ada di dalamnya. Pada 1989, 10 Perusahaan Industri Strategis meliputi PT INKA (kereta api), PT Dahana (bahan peledak), PT Len Industri (elektronik dan telekomunikasi), PT Boma Bisma Indra (peralatan industri), PT Barata Indonesia (peralatan berat), PT IPTN, PT Krakatau Steel, PT PAL, dan PT Pindad (persenjataan) pernah berada dalam satu naungan yang bernama Badan Pengelolaan Industri Strategis (BPIS).
Pada masa keemasannya, produk dari perusahaan yang tergabung di BPIS menjadi barang pamer kemajuan teknologi Indonesia kepada dunia. Namun dengan situasi ekonomi dan politik yang ada akhirnya membuat BPIS bubar, kini sejarah besar tersebut akan kembali diwujudkan bersama oleh tujuh perusahaan yang akan menjadi holding NDHI.
Dengan berbagai pengalaman, Holding NDHI dirasa akan mudah untuk dilaksanakan. Sinergi antar perusahaan plat merah Industri Strategis ini sering dijalankan, mulai dari pemasaran bersama dalam beragam acara pameran, hingga Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bersama-sama. Kini tujuh perusahaan yang terdiri dari PT DAHANA (Persero), PT PINDAD (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT INTI (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT INUKI (Persero), dan PT Len Industri (Persero) siap untuk bersama memajukan Industri Strategis Indonesia.
Seperti yang disampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, holding NDHI merupakan suatu proses perbaikan bersama perusahaan di dalamnya untuk maju bersama-sama.
“Juga untuk mendapatkan endorsement yang lebih kuat dari pihak eskternal,” ungkapnya.
Turut hadir mewakili DAHANA, Direktur Utama Budi Antono, Direktur Teknologi dan Pengembangan Wildan Widarman, Direktur Keuangan dan SDM Asmorohadi, Direktur Operasi Bambang Agung, beserta jajaran komisaris, Rina Moreta, Rizky Ferianto, dan Mustar Bona Ventura. Sementara Komisaris Utama DAHANA berhalangan hadir karena memiliki kegiatan lain yang tak bisa diwakilkan.