Direktur Utama PT DAHANA (Persero) Budi Antono menjadi narasumber dalam acara Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDM) yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Pertahanan (FTP) Universitas Pertahanan pada 29 April 2021.  Acara yang dilaksanakan secara daring ini mengangkat tema Sinergitas Teknologi Industri Pertahanan di Wilayah Jawa Barat untuk memperkuat Sistem Pertahanan Negara dengan sub tema Manajemen Risiko Rantai Pasok Cartridge Emulsion (CE) di PT DAHANA (Persero).

 

Dalam paparannya, Budi Antono mengatakan bahwa saat ini BUMN Industri Pertahanan sedang dalam proses menjadi Holding Industri Pertahanan yang diisi oleh 5 BUMN:  PT Len Industri (Persero) sebagai koordinator, PT DAHANA (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pal Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero) sebagai anggota holding.  Dahana berperan untuk mendukung semua matra dan platforms dengan fasilitas Energetic Material Center yang saat ini berlokasi di Subang Jawa Barat.

 

“Energetics materials dibutuhkan sebagai bahan baku utama sistem persenjataan seperti artillery system, naval system, rocket & missile system, aircraft bombs, bomb & mortar system serta commercial explosives.  Pengembangan energetic materials sangat dibutuhkan untuk mendukung platform seluruh matra (darat, laut, udara).  Dan, Energetic materials tersebut salah satunya adalah Propelan,” terang Budi Antono.

 

Pembangunan Industri Propelan merupakan proyek strategis yang berhubungan dengan kemandirian pertahanan nasional sehingga diusulkan untuk dilanjutkan karena pabrik bahan baku dan fasilitas pendukung telah terbangun dan hanya diperlukan satu tahap lagi untuk mengintegrasikan dengan fasilitas yang sudah ada di Energetic Material Center PT DAHANA (Persero).

 

“Urgensi propelan ini terkait juga dengan Kemandirian Industri Hulu Pertahanan Nasional.  Impor propelan seringkali dipengaruhi isu embargo, oleh karena itu kemandirian penguasaan teknologi sangat diperlukan.  Selain itu, keberadaan industri propelan di Indonesia, dapat memberikan efek gentar dan selain itu dapat mendorong penyerapan tenaga kerja dan menggerakan roda ekonomi (industri),” terang Budi Antono.

 

Sementara itu, narasumber kedua Dr. Timbul Siahaan, M.M mengatakan hal senada tentang pentingnya industri propelan di Indonesia.

 

“Indonesia telah memiliki modal dasar yaitu PT DAHANA yang dengan cepat dapat dikembangkan menjadi industri propelan karena SDM dan TRL sudah memadai, namun masih terkendala dengan infrastrukturnya,” ungkapnya.

 

Sebagaimana diketahui, sasaran strategis pertahanan negara antara lain untuk mewujudkan industri pertahanan yang kuat, mandiri dan berdaya saing.  Salah satu lini bisnis DAHANA adalah bahan peledak untuk pertahanan yang menghasilkan produk-produk pertahanan seperti Bomb P Series, Roket Rhan-122b dan peluncur roketnya serta bahan peledak lainnya.  

 

 

Lebih khusus lagi dapat dikatakan DAHANA telah menjadi ekosistem industri pertahanan yang bertugas sebagai penyedia bahan peledak bagi seluruh matra Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Polri. *