BUMN Industri Pertahanan menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tajuk “Ekosistem Industri Pertahanan & Peningkatan TKDN”.  Acara yang digelar secara virtual pada Rabu, 30 Juni 2021 ini ikuti oleh narasumber dan peserta dari Kementerian Perindustrian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMNS) sebagai upaya pengembangan industri nasional melalui peningkatan TKDN, sekaligus sebagai wadah antara BUMN dan BUMS dalam industri pertahanan untuk berkolaborasi bukan hanya sekedar berkompetisi.

 

Dalam sambutan mewakili panitia, Direktur Produksi PT PAL Indonesia (Persero) Iqbal Fikri mengatakan bahwa pada FGD “Ekosistem Industri Pertahanan & Peningkatan TKDN”  bertujuan sebagai pengembangan industri pertahanan nasional yang dapat meningkatkan nilai TKDN.

 

“Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi nasional dengan semakin bertumbuhnya industri dalam negeri, terwujudnya kemandirian serta merupakan wadah BUMN dan BUMS dalam industri pertahanan untuk berkolaborasi bukan hanya sekedar berkompetisi,” ungkap Iqbal Fikri.

 

Sementara itu, dalam paparannya,  Plt Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian Bapak Mahardi Tunggul menyampaikan program dan kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).  Menurut Mahardi Tunggul, dengan beberapa program dan kebijakan yang ada diharapkan tujuan besar mengenai peningkatan utilisasi nasional yang muara akhirnya meningkatkan efisiensi industri sehingga mampu bersaing di pasar dunia.

 

Selain itu, pentingnya utilisasi nasional diharapkan juga mampu mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri melalui pengoptimalan belanja pemerintah.

 

“Untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri memiliki syarat dengan menghitung TKDN bahwa perusahaan harus berinvestasi, berlokasi, dan berproduksi di Indonesia sehingga otomatis memiliki (IUI) Izin Usaha Industri,” ujar Bapak Mahardi Tunggul.

 

Program penguatan Alusista yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan RI termasuk dalam 10 besar belanja kementerian negara atau lembaga yang memiliki potensi peningkatan penggunaan produk dalam negeri.  Tentunya hal tersebut harus didukung oleh kesiapan industri dalam negeri dimana BUMN Industri Pertahanan sebagai motor terbangunnya ekosistem industri pertahanan dalam negeri.

 

Saat ini, P3DN telah memiliki website yang menampilkan produk-produk dalam negeri dengan nilai TKDN masing-masing dan program P3DN yang diawasi langsung oleh Timnas P3DN.

 

“Untuk TKDN akan memiliki nilai yang lebih tinggi jika material dan tenaga kerja berasal dari produk dalam negeri.  Sertifikasi TKDN barang memiliki masa berlaku selama 3 tahun sehingga, diharapkan untuk para perusahaan yang bergerak di industri pertahanan baik BUMN maupun BUMS agar segera mensertifikasi produk-produk yang belum tersertifikasi,” harap Mahardi Tunggul.

 

Selaras dengan target besar penguatan ekosistem industri pertahanan, Kementerian Perindustrian RI juga telah menyiapkan beberapa program yang bertujuan untuk perluasan usaha dan peningkatan kapasitas produksi industri pertahanan. Hal tersebut diungkapkan oleh Immanuel T.H. Silitonga selaku Kepala Subdit Industri Kereta Api, Pesawat Udara dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian.

 

“Beberapa program dukungan tersebut diantaranya adalah:  1) Identifikasi industri yang memiliki kapasitas sebagai industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpahankam), 2) Mendorong Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN),3) Sinergi R&D pengembangan produk dan komponen Alpahankam, 4) Pengembangan SDM industri alat pertahanan, 5) Pengembangan industri bahan baku dan komponen Alpahankam, 6) Fasilitasi insentif fiskal, 7) Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI), 8) Pengembangan pohon industri dan peta komponen produk Alpahankam, 9) Penguatan rantai pasok industri komponen dan bahan baku industri pertahanan,” terang Immanuel T.H. Silitonga.

 

Guna tercapainya ekosistem yang kuat, seluruh industri pertahanan harus bersiap dan meningkatkan peran masing-masing baik industri yang berperan sebagai lead integrators alat utama, industri komponen utama atau penunjang, dan industri komponen pendukung atau bahan baku. Selain itu, penguatan ekosistem industri pertahanan juga diharapkan dalam mengembangkan produk industri pertahanan yang strategis dan memiliki teknologi tinggi dapat melibatkan lebih dari satu industri pertahanan dengan melakukan pembinaan dan pengaturan yang menyeluruh terkait partisipasi industri sarana dan prasarana nasional. Reformasi rantai suplai dan pengembangan industri lokal, sebagai industri pendukung perlu dijadikan acuan untuk mengurangi ketergantungan kepada barang-barang impor.

 

Rangkaian FGD ini merupakan langkah BUMN Industri Pertahanan untuk berkonstribusi lebih terhadap pemenuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) secara berkelanjutan.  Saat ini,  BUMN Industri Pertahanan tengah berproses menjadi Holding dengan brand DEFEND ID (Defence Industry Indonesia).  PT Len Industri (Persero) ditunjuk sebagai leader yang beranggotakan PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pal Indonesia (Persero).  Memiliki visi menjadi industri pertahanan nasional yang maju, kuat, mandiri, berdaya saing dan terkemuka di pasar dunia, Holding BUMN Pertahanan ini ditargetkan rampung tahun ini.