Selasa, 15 Mei 2018 Kampus DAHANA Subang kedatangan tamu dari Tim Kajian Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Tim ini merupakan salah satu perumus naskah kajian yang berada dibawah naungan Anggota Wantimpres pada bidang Pertahanan dan Keamanan.

Tim Kajian ini tengah merumuskan kajian tentang optimalisasi masalah pengadaan dan pemeliharaan Alutsista untuk menuju kemandirian. Kedatangan Tim disambut langsung oleh Direktur Utama PT DAHANA (Persero) Budi Antono serta Direktur Teknologi & Pengembangan Heri Heriswan.

Heri Heriswan sebagai Dirtekbang Dahana menyampaikan, pandangannya tentang kemandirian Alutsista. Menurutnya menuju kemandirian Alat Utama Sistem Pertahanan, diawali pula dengan terwujudnya kemandirian bahan peledak.

Ia pun menggambarkan bagaimana kondisi ketergantungan bahan peledak. Salah satu misalnya adalah propellant yang menjadi bahan pendorong misil peluru atau roket, yang saat ini masih diimpor dari negara lain. “Berapa banyak propellant yang diimpor, maka sudah bisa terdeteksi berapa besar kekuatan peluru yang kita miliki,” ujarnya.

“Cita-cita kami, yaitu mewujudkan kemandirian bahan peledak. Kami sangat menyadari bahan baku bahan peledak kita masih bergantung pada negara lain. Kita belum berdaulat penuh atas bahan peledak. Padahal sumber dayanya sudah kita miliki, industrinya yang saat ini belum ada,” terang Heri Heriswan.

“Kita benar-benar tengah fokus untuk mewujudkan ini semua. Menjadikan DAHANA sebagai kiblat bahan peledak,” katanya.

Untuk mewujudkan kemandirian bahan peledak, DAHANA membuktikannya dengan membangun kawasan terintegrasi yakni Kawasan Energetic Material Center (EMC) di Kabupaten Subang.  Di Kawasan yang memiliki luas hampir 600 hektar ini terdapat berbagai fasilitas litbang dan produksi bahan peledak.  Bahkan, Kawasan ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. (SYA)